Hancur hatiku menjadi seribu, ketika dia yang ku sayang kini pergi dan tak akan kembali.
Meninggalkan sedih yang tak akan berkesudahan.
Mengapa?
Mengapa harus dia yang Kau pinta Tuhan?
Aku masih sangat membutuhkannya.
Tuk tetap mengisi ruang hati ini.
Tuk selalu melukis indah dinding-dinding jiwa ini.
Tapi mengapa secepat ini Kau pisahkan kami?
Tidakkah cinta kita salah Tuhan?
Atau aku tak berhak menjadi penjaga hatinya?
Tuhan, aku butuh dia.
Ku sangat merindukannya.
Adakah sedikit harapan untukku kembali menyapanya?
Walau mungkin hanya lewat mimpi.
Meski itu hanya sebuah bayang semu.
Tapi ku sungguh merindukan dia.
Tuhan...
Ku mohon hadirkan dirinya ketika malam kembali datang.
Karena ku akan memeluk bayangnya.
Walau harus ku akui, aku pun akan kembali merasa sepi.
Meninggalkan sedih yang tak akan berkesudahan.
Mengapa?
Mengapa harus dia yang Kau pinta Tuhan?
Aku masih sangat membutuhkannya.
Tuk tetap mengisi ruang hati ini.
Tuk selalu melukis indah dinding-dinding jiwa ini.
Tapi mengapa secepat ini Kau pisahkan kami?
Tidakkah cinta kita salah Tuhan?
Atau aku tak berhak menjadi penjaga hatinya?
Tuhan, aku butuh dia.
Ku sangat merindukannya.
Adakah sedikit harapan untukku kembali menyapanya?
Walau mungkin hanya lewat mimpi.
Meski itu hanya sebuah bayang semu.
Tapi ku sungguh merindukan dia.
Tuhan...
Ku mohon hadirkan dirinya ketika malam kembali datang.
Karena ku akan memeluk bayangnya.
Walau harus ku akui, aku pun akan kembali merasa sepi.